Manakala kita merasa resah, bimbang, bingung, marah dan kecewa, kita menjadi tertekan. Kondisi ini menghalangi kita untuk mengakses kekayaan potensi sumber daya dalam diri. Bagaimanapun situasi yang kita alami, jika salah satu dari perasaan di atas menimpa, maka kekayaan potensi iu menjadi sia-sia. Pikirkan ketika anda mengalami perasaan tertekan dan ingat apa yang ada dalam pikiran anda. Pikiran bertanggung-jawab atas terciptanya perasaan tidak enak itu. Setiap pikiran berdampak pada perasaan, sehingga cara mengendalikan perasaan adalah dengan mengendalikan pikiran.
Untuk membuktikan hal ini, silahkan ambil posisi duduk tenang dan pikirkan tentang suatu saat dimana Anda melakukan suatu tindakan yang tidak Anda kehendaki, atau tindakan buruk. Ingat bagaimana perasaan yang timbul. Kemudian, tarik nafas lebih dalam dan ganti pikirkan saat dimana Anda mengerjakan sesuatu yang Anda anggap membanggakan. Bagaimana perasaan yang mengikutinya?
Anda baru saja menggunakan imajinasi untuk memanggil kembali dua pengalaman yang menghasilkan perasaan yang berbeda. Anda dapat menggunakan hubungan antara imaginasi dengan perasaan, yang membuat Anda bisa memilih hadirnya perasaan sesuai kehendak. Perasaan Anda mempunyai berdampak langsung kepada kemampuan Anda, apapun situasinya.
Ini menyangkut pikiran awal yang mempengaruhi
Semua berawal dari satu pemikiran, dan pikiran ini akan mengundang pikran lain yang terkait hingga menghasilkan kesatuan pikiran. Dan, kesatuan pikiran ini akan membentuk pola pikir yang membentuk ”pola kebiasaan.” Kebiasaan ini akan kita terapkan untuk berbagai skenario yang berbada. Para ahli percaya bahwa ”pikiran sadar” kita hanya mampu memainka tujuh satuan informasi pada satu saat dan menjadi cepat kewalahan. Ini artinya kalau kita isi pikiran sadar ini dengan ”pola pikir negatif” yang mengundang perasaan negatif, maka tidak ada tempat untuk yang lain. Dengan mengendalikan maka kita berlatih untuk memilih apa yang akan kita pikirkan, dan dengan makin banyak berlatih, maka akan kian banyak mengembangkan cadangan pola kebiasaan atau refleks positif yang bekerja secara efektif, tanpa harus dipikirkan (unconscious) lagi.
Langkah pertama untuk bisa mengendalikan pikiran adalah menyadari bagaimana pola pikiran itu terbentuk. Saat kita berfikir, kita melakukan proses seleksi internal, untuk menyerap semua informasi dari sekitar yang akan menyebabkan pikiran kita penuh, kita menyeleksi apa yang menurut kita penting dan mengesampingkan yang lainnya. Sebagai contoh, ingat obrolan yang pernah Anda lakukan, acara tivi yang baru kita tonton, berita di koran yang baru kita baca, berapa banyak yang masih Anda ingat?
Kemungkinannya kita akan dapat meringkasnya dan mengingat hanya aspek yang menarik. Yang jelas tidak akan bisa mengingat kata per kata. Proses seleksi internal dalam pikiran telah otomatis memilih informasi tertentu, yang merupakan kombinasi dari gambar (visual), dan suara, yang menarik sesuai perasaan waktu itu. Selebihnya adalah hasil dialog internal, yaitu apa yang telah Anda katakan pada pikiran sendiri tentang situasi yang ada.
Ini adalah bagaimana kita merepresentasikan secara unik tentang realitas yang terjadi, yaitu melalui gambar, suara, dialog internal, perasaan, kadang dengan bau dan rasa. Kita menangkap pemahaman personal kita tentang realitas melalui kombinasi sensasi eksternal dan pikiran internal. Dan versi potret inilah yang akan kita pakai mengambil keputusan dan memberikan penilaian. Ini yang disebut ’internal representation’ atau peta dari realitas.’
Bekerja dengan gambaran visual (visual imagery)
Hadirkan dalam pikiran kenangan yang indah dan nikmati saat-saat yang menyenangkan atau membanggakan itu. Tangkap kesan dan citranya, sebelum kembali meneruskan membaca buku ini.
Coba uraikan citra atau gambaran visual yang melekat dalam pikiran, apakah begitu jelas? Bagaimana warnanya? Apakah gambaran itu terbingkai sekitarnya seperti lukisan, atau tanpa batas yang jelas? Adakah gerakan di sana? Apakah cerah, gelap atau samar? Bagaimana dengan kontras dan detailnya? Bagaimana jaraknya ke diri kita, dan apakah di atas atau di bawah garis cakrawala? Adakah diri kita di dalam gambar tersebut, atau apakah gambar itu memang tentang diri kita?
Sebagaimana kita memandang lukisan, foto atau film, kita dapat melihat detail gambar yang memperjelas pikiran kita tentang kenangan indah tersebut. Detailnya gambaran itu menunjukkan kualitas gambar tentang kenangan indah, tetapi bukanlah kenangan itu sendiri. Jumlah dari kualitas yang berbeda yang dapat kita kerjakan dengan gambaran pikiran tersebut akan ditentukan oleh jumlah latihan yang kita lakukan. Sekali kita secara sengaja menangkap gambaran visual dari kenangan indah itu, maka proses yang sama akan terjadi ratusan, bahkan ribuan kali, tiap hari yang mencerminkan tiap pikiran yang kita miliki. Terkadang kita tidak menyadari dengan penggambaran dalam pikiran, tetapi bagaimanapun, ini akan bermanfaat.
Berikut ini adalah praktek menggunakan penggambaran visual ini, dan bagaimana memanfaatkannya untuk mengubah, memprogram ulang, pikiran dan perasaan kita.
Menyingkirkan perasaan-perasaan buruk
Sebetulnya mudah untuk mengusir perasaan buruk untuk satu situasi dimana kita ingin merasa bisa mengendalikan, dan lebih percaya diri. Mungkin pikiran menghadapi situasi buruk dengan seseorang membuat kita merasa frustrasi, tertekan dan menurunkan rasa percaya diri. Pada saat seperti ini, saat kita merasa tertekan, energi terkuras sehingga membuat perasaan memburuk, justru di saat kita memerlukan kekuatan untuk maju. Saat mengalami perasaan seperti itu, sebenarnya kita memasuki situasi yang disebut ’self-preservation’. Sebagai akibat kemampuan kita untuk berfikir rasional dan mengambil keputusan yang sesuai. Akibatnya, tujuan kita menjadi mengarah kepada mempertahankan diri, menyelamatkan muka, atau mencari perhatian, dan bukan kepada tujuan pencapaian kemajuan yang sebetulnya kita harapkan. Dengan kita mengalami proses seperti ini beberapa kali saja, maka segera terbentuk pola kebiasaan, program pemikiran kita, yang meneguhkan perasaan buruk itu. Untuk itu perasaan buruk itu perlu segera dihilangkan. Caranya antara lain adalah sebagai berikut.
- Teknik menyingkirkan perasaan buruk
Ingatlah suatu kejadian, saat dimana Anda tidak suka dengan apa yang anda rasakan atau lakukan. Sekarang fokus kepada gambaran yang datang dalam pikiran saat Anda mengundang kenangan itu. Lalu dengan cepat buang itu jauh-jauh, sehingga gambar itu kian menjauh, makin tampak mengecil dan mengecil hingga lenyap dari pandangan. Bayangkan seperti pesawat terbang yang sangat besar di depan mata, tetapi dengan cepat menjauh, tampak mengecil, mengecil hingga lenyap di langit biru. Kita dapat melakukan hal yang sama terhadap semua gambar situasi buruk yang ada di kepala. Bayangkan gambar kejadiannya, lalu buang jauh jauh ke langit, lihat dalam pikiran hingga lenyap di langit. Setelah melakukan ini, kalau perlu ulang beberapa kali, lalu rasakan bagaimana perubahannya.
Selanjutnya adalah melatih kebiasaan untuk memilih suatu tindakan yang berbeda, dengan menggunakan teknik berikut.
- Memilih respons yang berbeda
Segara setelah gambaran perasaan buruk itu kita buang, undanglah ke dalam pikiran kenangan indah yang membawa perasaan positip, menyenangkan. atau membanggakan. Saat yang membuat kita merasa percaya diri dan termotivasi. Sekarang uraikan gambarkan visualnya, buat gambar itu berwarna-warni, besar dan cerah. Perjelas kualitas detail tersebut, dan bayangkan perlahan kian mendekat ke kita. Ambil waktu beberapa saat untuk menikmati sensasinya, nikmati perasaan positip, menyenangkan atau membanggakan yang dihadirkan.
Bekerja dengan kesan suara (audio internal) dalam pikiran
Sebagaimana membuat gambaran visual dalam pikiran di atas, kita juga bisa menghadirkan pengalaman dengan bunyi (audio). Ini bisa ingatan akan percakapan, musik, suara dari lingkungan sekitarnya. Sebagian orang punya pengalaman mengingat pembicaraan yang pernah terjadi, mengantisipasi kejadian mendatang, dan mendengarkan (kembali) ucapan dan perkataan orang saat itu. Suara-suara itu ada yang melekat pada gambaran kenangan, ada pula yang terpisah. Bagaimana dengan dialog internal? Kata-kata apa yang sering kita ucapkan dalam pikiran secara berulang-ulang? Suara internal (dalam pikiran) itu sangat kuat dan berpengaruh pada bagaimana perasaan kita saat itu. Tekanan emosi terbawa pada nada bicara kita, ucapan yang kita ingat, atau apa yang kita katakan pada diri sendiri. Ini adalah sesuatu yang perlu dipikirkan – jika kita rekam dialog internal itu, dan kita putas ulang pada waktu yang lain, apakah itu akan memotivasi atau sebaliknya mengundang perasaan buruk?
Kita dapat menggali, mengembangkan kualitas suara-suara internal dalam pikiran itu, sebagaimana kita lakukan dengan gambaran visual. Gunakan teknik berikut ini, apa yang Anda rasakan jika Anda membayangkan kejadian saat mendatang. Ini dapat digunakan untuk berbagai situasi, saat Anda ingin menghadirkan perasaan positip tertentu. Bagaimana perasaan yang ingin Anda hadirkan saat Anda bangun pagi besok? Saat Anda berangkat kerja besok? Saat pasangan Anda melakukan seuatu yang kurang menyenangkan bagi Anda? Barapa banyak variasi suara yang dapat Anda ciptakan untuk diri sendiri?
Gunakan inner voice untuk merubah perasaan menjadi positip
Pikirkan tentang acara mendatang yang penting bagi Anda, dan putuskan perasaan apa yang ingin Anda rasakan saat itu. Sekarang pilih seorang (aktor) yang Anda suaranya bagus dan pas dengan energi yang Anda ingin miliki saat di acara tersebut. Bayangkan acara itu baru akan mulai dan lakukan percakapan dengan diri Anda dengan nada suara yang Anda pilih itu. Sebagai contoh, Anda mungkin ingin perasaan percaya diri, dan yakin mencapai hasil. Anda memilih suara seorang aktor yang berkata, ”Ini adalah hari terpenting bagi saya. Saya akan melontarkan satu pertanyaan sulit dan mengharapkan jawaban yang jelas. Saya akan positip, berfokus, dan tegas mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.” Sekarang ucapkan lagi dan keraskan volumenya. Atur nada dan temponya hingga Anda merasa percaya diri dan mantap.
Anda juga bisa mengecilkan volume suranya manakala dialog internal terbawa menjauh dengan sendirinya. Saat Anda mengulangi dialog negatip berulang-ulang, katakan pada diri sendiri kekacauan yang tercipta dari ini dan itu, atau kocok problema pekerjaan saat Anda berusaha untuk tidur, dengan cara sederhana yaitu kecilkan volume suaranya dan perhatikan suara itu menjauh dan menghilang hingga lenyap sama sekali. Anda juga bisa mengubah suara negatif dengan suara humor seperti lagu jenaka, atau ucapan lucu ”ah, gitu saja kok repot”, ”emangnya gue pikirin”. Aatau bahkan lagu mars yang paling Anda ingat, ”Hallo, hallo Bandung, ibukota Periangan.....” Rasakan bagaimana mudahnya perasaan negatif itu bisa kita usir. [Risfan Munir]
Saturday, December 15, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment